Rabu, 18 November 2020

Afiq Rakhmat Alwi

Soldering(Menyolder)

Solder listrik (elektrric Soldering Iron) sangat ideal untuk berbagai macam penggunaannya dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan, pada pabrik perakitan electrik digunakan untuk merakit komponen elektrik yang sangat sensitif terhadap panas. Jenis yang besar (heavy duty) digunakan pada perakitan yang membutukan panas agak tinggi. Solder listrik terdiri dari bermacam jenis :

 

·        Ukuran besar (Heavy duty) dengan kapasitas daya dalam kilowatt (kW). Jenis ini digunakan untuk pekerjaan menyolder kawat penghantar dengan diameter lebih besar dari 10 mm dan untuk menyolder besi pelat.

·        Ukuran sedang (medium duty) dengan kapasitas daya outputnya beberapa ratus watt. Biasanya digunakan untuk penghantar berdiameter 10 mm.

·        Ukuran kecil (light duty irons) dari 12 sampai 80 watt, biasanya digunakan untuk menyolder kawat dengan terminal ukuran kecil dan pada perakitan komponen elektronik untuk menghubungkan komponen dengan Printed Circuit Board (PCB).

 


Gambar 4-1. Jenis-jenis solder listrik.

 

A.        Menyolder Terminal (Sepatu Kabel)

 

·         Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menyolder terminal adalah :

ü  Pilih alat yang dapat dipanaskan dengan cepat, dan ini syarat utamanya adalah temperatur.

ü  Bersihkan penghantar dan terminal yang akan disolder. Jangan disentuh permukaan yang akan disolder setelah dibersihkan.

ü  Penyolder yang baik membutuhkan perubahan yang cukup untuk mencegah oksidasi dalam proses penyolderan.

ü  Penghantarnya lapisi dengan terminal sebelum menyolder.

ü  Panaskan keduanya, penghantar dan terminal dengan waktu yang sama. Kedua komponen tersebut temperaturnya harus sama sebelum disolder.

ü  Titik lebar penyolderan adalah kira-kira 60°c sampai 80°c. Permukaan yang akan disolder harus mendapatkan temperatur tersebut diatas.


Gambar 4-2. Menyolder terminal.

 

·         Gunakanlah solder sesuai dengan pekerjaannya/penggunaannya agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan   oleh   panas   yang berlebihan

·         Dinginkan dulu penyolderan sebelum digerakkan atau diuji secara mekanik.

·         Periksa hasil penyolderan, perhatikan bagian luar isolasi penghantar juga daerah penyolederan.

B.             Kegagalan pada Penyolderan.

Kegagalan pada penyolderan kemungkinan terjadi dari satu atau beberapa faktor kurang kontrolnya penyolder Kegagalan dimungkinkan dapat terjadi karena :

·         Dingin atau kering pada penyambungan

ü  Temperatur rendah karena memilih alat tidak sesuai dengan panas atau kapasitas yang dibutuhkan atau kedua komponen tidak mendapatkan temperatur yang sesuai sebelum disolder.

·         Panasberlebihanpada penyambungan.

ü  Disebabkan oleh temperatur yang berlebihan, pemanasan terlalu lama.

ü  Panas berlebihan padapenyambungan akan tampak(kelihatan)tidak mengkilap/pudar, pucat dan seperti berisi butiran - butiran kecil.

·         Kurang kuat pada penyambungan.

ü  Penyebab utamanya adalahterlalu kecil solder yang digunakan pada penyambungan atau permukaan penghantar terkontaminasi.


Gambar 4-3. Pengaruh penyolderan yang tidak baik.

Kataktaistik penyolderan sambunganyangbaik. Permukaannya harusmengkilap/licin dan halus. Karakteristik penyolderan sambungan yang baik diperhatikan pada gambar dibawah ini.

 


Gambar 4-5. Karakteristik penyolderan.

 

C.        Penyambungan secara mekanik

Kabel tembanga dapat disambung secara mekanik, yang terdiri dari:

·         Pemasangan jenis sekurup (Screw-tipe Connection).

·         Peralatan tekanan (Compression Fitiings).


Gambar 4-6. Jenis-jenis sepatu kabel (crimp lugs).

 

Pemasangan Sepatu Kabel dengan Crimping Tool.

·         Gunakan Crimping Tool yang sesuai untuk jenis sepatu kabel yang akan dipasang.

·         Pastikan bahwa sepatu kabel dirancang sesuai dengan crimping tool (alat penjepit) yang akan digunakan.

·         Berikan tekanan yang konstan pada crimping tool, yakinkan bahwa sepatu kabel dapat terpasang kokoh pada penghantar

 

Pemasangan Jenis Baud/Skrup (Bolt type connectors).

·         Jangalah ujung isolasi dalam keadaan baik.

·         Periksa isolasi tersebut jangan sampai terjepit pada penyambungan yang akan mengakibatkan sambungan tidak baik.

 

 

 

 


Gambar 4-7. Jenis sambungan dengan baud.

 

Jenis Crimping Tool.

Crimping tool seperti yang diperlihatkan pada gambar disamping adalah jenis crimping tool untuk ukuran kabel dari 0,5 sampai 6 mm2. Automatic pre-set crimping tool untuk ukuran kabel otomatis mengatur kedalaman penjepitan.

 


Gambar 4-8. crimping tool.

 

Ukuran kabel dari 10 sampai 120 mm menggunakan crimping tool dengan rahangnya dapat diatur. Ukurannya dapat diset dengan cara memutar rahangnya disesuaikan dengan ukuran sepatu kabel.

 

Untuk kabel ukuran besar umumnya membutuhkan tenaga pada saat dilakukan penekanan, untuk itu digunakan Crimping ToolHydraulic.


Gambar 4-9. Crimping Tool Hydraulic.

 

Pemasangan Sepatu Kabel Pada Penghantar.

Pemasangan sepatu kabel biasanya dilakukan secara mekanik. Pada kenyataannya mudah dilakukan, tetapi hams hati-hati jangan sampai terjadi kesalahan. Banyak cara untuk pemasangan sepatu kabel, tetapi cara yang dilakukan akan berhasil dengan baik jika :

·         Ujung  kabel  hams  betul-betul bersih

·         Sepatu   kabel    (Lug)    dengan kabelnya hams sesuai ukurannya.

·         Hams      mengikuti      prosedur pemakaian Crimping tool

·         Hams     mengikuti     prosedur pemakaian Crimping tool.

 

Pemasangan sepatu kabel Secara mekanik biasanya berbentuk :

·         Lingkaran

·         Segi enam

 

Untuk ukuran kabel besar biasanya digunakan Crimping Tool Hydraiulic yang dirancang sedemikian rupa yang dapat digunakan untuk berbagai ukuran.

 


Gambar 4-10. Pemasangan sepatu kabel untuk penghantar standar.

Subscribe to get more videos :