Pengukuran tegangan tinggi arus
searah, arus bolak balik, dan impulse yang dipakai dalam laboratorium berbeda
dengan yang dipakai dalam industri atau pembangkit tenaga listrik. Didalam
industry maupun laboratorium pengukuran arus, tegangan, dan lainnya sangat
penting karena diperlukan alat ukur yang tepat dan pressisi. Alat pengukuran
system tegangan tinggi harus selalu di kalibrasi.
1. Sela dua buah bola
Sela dua buah bola bila diberi tegangan akan
menghasilkan medan listrik yang merata pada ruang antara kedua bola tersebut.
Ia selalu mempunyai tegangan percikan yang nilainya sama, sesuai dengan nilai
yang ditetapkan, pada keadaan yang tetap. Oleh karena itu sela bola ini dapat
dipakai untuk mengukur tegangan puncak dari suatu tegangan sesuai dengan jarak
sela udara yang diketahui.
Nilai tegangan tembus (breakdown) pada sela percikan,
terutama tegangan tembus dari sela bola (dua elektroda berbentuk bola) biasanya
tidak tergantung pada bentuk gelombang tegangan yang digunakan, tetapi sesuai
dengan pengukuran tegangan dengan berbagai macam bentuk gelombang seperti:
tegangan searah, bolak-balik, dan impulse.
Sela bola dapat disusun secara vertikan dan
horizontal. Pada susunan vertikal, bola yang terletak dibawah disambung dengan
tanah. Sedangkan pada susunan horizontal, salah satu bolanya disambung ketanah.
Biasanya bola yang tidak bertegangan. Tegangan yang akan diukur disambungkan
pada salah satu bola yang bertegangan dengan melalui suatu tahanan. Tahanan ini
untuk membatasi arus yag mengalir bila terjadi hubungan singkat antara kedua
bola tersebut. Nilai tahanan ini bernilai sekitar 100 sampai 1000 K Ohm untuk
tegangan searah dan tegangan bolak balik. Sedangkan untuk tegangan impulse
nilainya tidak lebih dari 500 ohm.
Tegangan nilainya ditentukan oleh jarak kedua buah
elektroda bola tersebut. Bila mana pada permukaan bola terdapat debu atau serat
(fiber) maka spark over akan terjadi pada nilai tegangan yang lebih rendah,
terutama bila jenis tegangan adalah tegangannya searah (fiber bridge)
Dalam pengujian tegangan handalan (Withstand Voltage)
untuk mendapatkan tegangan percikan pada 50% tegangan handalan dari elektroda
bola, jarak sela bola (s) dari elektroda atau tegangan pemuatan dari generator
impulse harus diubah secara bertahap sehingga nilainya mencapai 2% dibawah
tegangan spark over sela bola.
Untuk mengukur tegangan bolak balik, searah dan
impulse petir, sampai sela jarak udara maksimum sebesar 0,5D maka angka didalam
tabelmasih dianggap tepat dengan kesalahan sebesar ±3% untuk sela udara yang lebih dari
itu sampai 0,7D. untuk pengukuran tegangan searah bila digunakan sela bola
biasanya mengundang banyak kesalahan, ketepatan pengukuran mencapai ±5%
bilamana jarak sela udara tidak lebih dari 0,4D. Hal ini disebabkan karena pada
permukaan bola biasanya terdapat debu atau adanya serat fiber di udara. Pada
pengukuran dengan sela bola, makin tinggi nilai perbandingan dari s / d medan
listrik yang terbentuk diantara elektroda tersebut akan mendekati bentuk medan
yang tidak rata (homogen), dan dalam waktu yang bersamaan pengaruh dari keadaan
disekitar celah bola akan bertambah dan ini akan menyebabkan tegangan
breakdown, nilainya tidak sama seperti terjadi scattering. Sedangkan besar
diameter elektroda bola yang dipakai untuk mengukur amplitude tegangan
kegagalan dapat diperkirakan mempunyai hubungan seperti berikut :
D (mm)
≥ V dalam kV
Pengukuran dari sela dua buah bola sangat tergantung pada beberapa
hal, oleh karena itu tegangan percikan juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti
berikut :
1.
Tergantung pada keadaan udara disekitarnya
(tekanan, suhu, kerapatan) dan kelembaban.
2.
Jarak bola dengan bangunan / benda lain yang
terhubung dengan tanah.
3.
Penyinaran (radiasi) dari sinar ultra violet
dan kosmis.
4.
Polaritas tegangan (untuk tegangan A,S dan
impulse) dan waktu yang diperlukan (waktu yang diperlukan/waktu kenaikan
gelombang tegangan).
2. Pembagi Tegangan.
Untuk mengukur tegangan searah, bolak balik, dan
impulse yang tinggi diperlukan pembagi tegangan. Alat ini dipakai untuk
menurunkan tegangan yang tinggi menjadi rendah. Sehingga dapat disambungkan
kedalam meter atau CRO. Berdasarkan elemen-elemen yang dipakai, pembagi
tegangan ini dapat dibedakan seperti berikut :
1.
Pembagi tegangan resitif, berisi elemen tahanan
yang tidak induktif.
2.
Pembagi tegangan kapasitif, berisi elemen
kapasitor.
3.
Pembagi tegangan campuran antara tahanan dan
kapasitor.
pembagi tegangan untuk untuk pengukuran tegangan
impulse, tegangan berfrekuensi tinggi atau tegangan yang berubah dengan cepat
biasanya dipakai pembagi tegangan yang resitif, kapasitif, atau campurannya.
Bagian tegangan rendah, biasa disambung dengan osiloskop atau alat pengukuran
tegangan puncak dengan melalui kabel coaxial yang dinamakan kabel penghambat
gelombang (delay cable)
Bergantung
pada jenis pembagi tegangan maka Z1 dan Z2 dapat berupa tahana kapasitor atau
campuaran R-C karena setiap elemen ini, bila diterapkan pada tegangan tinggi
selalu terdapat pengaruh tahanan dan kapasitansi. Pada kapasitor selalu
terdapat kebocoran ke tanah, pada terminalnya dan juga kapasitansi antara terminalnya. Oleh karena
itu bila tegangan yang perubahnnya sangat cepat diterapkan pada terminal suatu
pembagi tegangan maka gelombang yang terdapat pada Z, bentuknya akan sedikit
berubah.
Sumber kesalahan pengukuran sebagai berikut :
1.
Adanya induktansi yang tinggal pada setiap
elemen.
2.
Kapasitas kebocoran
a.
Antara elemen
b.
Dari bagian elemen dengan tanah
c.
Dari saluran tegangan tinggi dengan elemen
3.
Kesalahan impedansi karena :
a.
Kawat sambungan antara pembagi dengan T.O
b.
Kawat sambungan yang mengalirkan arus yang
kembali melalui tanah.
Sumber utama dari kesalahan yang terdapat pada semua pembagi tegangan
adalah :
1.
Induktansi yang tinggal dari elemen tahanan
maupun kapasitor (elemen kapasitansi)
2.
Kapasitansi bocor yang terdapat pada setiap
bagian dari pembagi dengan
3.
Penyusunan impedansi pada bagian sambungan kabel
antara pembagi tegangan dengan obyek
uji.
4.
Penyusutan impedansi pada kabel tanah dari
pembagi tegangan yang disebabkan oleh arus yang mengalir pada kabel itu.
5.
Oscilasi terdapat pada pembagi tegangan dan
rangkaian yang disebabkan karena induktansi kabel dan adanya tegangan tinggi
antara rangkaian dengan terminal.
Bentuk sederhana dari pembagi tegangan adalah berisi tahanan, yang
sering dipakai untuk merekam bentuk impulse standar. Untuk merekam tegangan
transient yang lambat atau cepat, pembagi tegangan yang berisi kapasitor juga
suatu yang ideal. Pembagi tegangan yang berisi campuran tahanan dan kapasitor
berguna untuk merekam transient lambat yang dilakukan oleh bagian elemen
tahanan dan bagian kapasitor dipakai untuk mengukur transient yang cepat.