LATAR
BELAKANG
Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai
mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D2O, D: deuterium)
berbahan bakar uranium alam. Reaktor ini dirancang khusus oleh Kanada dan
disebut CANDU (Canadian Deuterium Uranium), dengan menggunakan
air berat sebagai bahan moderator neutron. Karakteristika reaktor tipe CANDU
adalah bentuk pipa tekan yang disusun horisontal, di dalamnya terdapat
perangkat bahan bakar yang pendek (kira-kira 50 cm), bahan bakar dapat
ditukar-ganti pada saat reaktor sedang beroperasi dan sebagai bahan bakar dapat
digunakan uranium alam. Di Kanada, sejak tahun 1960 telah dikembangkan standar
bahan bakar untuk PLTN dari reaktor tipe ini.
Hingga
akhir tahun 2000, di Kanada telah dioperasikan reaktor tipe CANDU sebanyak 14
buah dengan kontribusi daya listrik sebesar 10.615 MWe. Selain dipakai di
Kanada, reaktor CANDU juga diekspor ke luar Kanada. Di dunia terdapat 33 buah
reaktor CANDU yang sedang beroperasi, 9 buah sedang dibangun dan 8 buah direncanakan
akan dibangun.
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
1.
Sejarah Pengembangan CANDU
Tabel 1 memperlihatkan
sejarah pengembangan reaktor CANDU. CANDU adalah singkatan dari "CANadian
Deuterium Uranium" yang ditujukan untuk PLTN air berat (Pressurized
Heavy Water Reactor, PHWR) yang dirancang oleh Kanada. Air berat
digunakan sebagai bahan moderator, dan air yang mengalir di dalam pipa tekan
yang terpasang secara horisontal dalam teras reaktor digunakan sebagai
pendinginnya. Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada berinisiatif
untuk mengembangkan PLTN berbahan uranium alam (tanpa pengayaan U-235) yang
sangat banyak diproduksi Kanada. Itulah awal pengembangan reaktor CANDU. Langkah
awal pengembangan dimulai dengan pembuatan prototipe reaktor. Kekritisan daya
nol dari reactor eksperimental terjadi pada tahun 1945, dilanjutkan
dengan reaktor NRX yang mencapai kekritisan pertama pada tahun 1947.
Pada tahun 1957 reaktor NRU berhasil pula mencapai kekritisan. Langkah
selanjutnya adalah pembangunan reaktor daya eksperimental 25 MWe NPD-2 (Nuclear
Power Demonstration) pada tahun 1962. Keberhasilan NPD-2,
dilanjutkan dengan persiapan rekayasa dari reaktor pembangkit daya dengan
moderator grafit dan bahan bakar uranium alam di dalam pipa tekan yang berpendingin
air. Reaktor inilah yang secara resmi disebut sebagai reaktor CANDU.
Sebagai PLTN, reaktor ini pertama kali dibangun di Douglas Point pada tahun 1967
dan mencapai 100 % daya penuh yaitu, 218 MWe.
Berdasarkan pengalaman
pengoperasian NPD-2 dan Douglas Point, Kanada mulai melakukan pengembangan seperlunya
sehingga pada saat ini reaktor CANDU mempunyai peran yang tidak kecil.
2.
Status Pembangunan dan Operasi CANDU
Tabel 2 memperlihatkan
daftar reaktor CANDU yang beroperasi di seluruh dunia, dan Tabel 3
memperlihatkan jadual pembangunan PLTN tipe CANDU. Berdasarkan pengalaman
operasi di PLTN Douglas Point, perusahaan Ontario-Hydro menetapkan untuk
membangun 4 unit PLTN lainnya di lokasi Douglas Point. Perkembangan berlanjut,
pada tahun 1971 telah berhasil dibangun dan dioperasikan PLTN Pickering A (540
MWe x 4), PLTN Bruce A (940 MWe x 4), PLTN Pickering B (540 MWe x 4), PLTN
Bruce B (840 MWe x 4). Beberapa PLTN CANDU berdaya kecil berhasil dibangun di
antaranya Gentilly-2 675 MWe oleh perusahaan Hydro-Qubec, PLTN Point Lepreau
680 MWe oleh perusahaan New Brunswick. PLTN Bruce A milik perusahaan
Ontario-Hydro tidak hanya dipakai untuk membangkitkan daya listrik, tetapi uap sisa
yang dihasilkan juga dipakai untuk pabrik air berat perusahaan Ontario-Hydro.
Selain itu sisa uap dikirim ke sentra produksi (rumah kaca tanaman tomat,
pabrik etanol) di sekitar PLTN. Sementara itu dua PLTN Pickering dan Bruce juga
memasok uap untuk perusahaan cobalt-60 yang memasok 70-80 % pasar dunia.
Perkembangan terbaru
yang mencengangkan adalah pengembangan CANDU-3 berdaya menengah (450 MWe) yang
dipasarkan oleh perusahaan tenaga atom Kanada AECL. CANDU-3 dikembangkan dengan
basis CANDU-6 (60 MWe). Melalui perbaikan rancang bangun dan penerapan teknik
pembangunan yang baru, biaya pembangunan dapat ditekan sehingga mendekati biaya
pembangunan CANDU-6 yang dayanya hanya 60 MWe. Oleh karena AECL juga mengincar
pasar Amerika, maka reaktor CANDU didaftarkan ke US NRC untuk mendapat sertifikat
kelayakan dari NRC. Tetapi karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk
kepentingan itu, maka pada bulan Maret 1995 rencana ini dibatalkan sampai batas
waktu yang belum ditentukan. Pada akhir tahun 2000, di dunia terdapat 33 buah
PLTN tipe CANDU yang sedang beroperasi, 9 buah sedang dalam tahap pembangunan
dan 8 buah dalam rencana pembangunan. Dari 33 buah PLTN CANDU yang beroperasi,
24 buah berada di Kanada di mana 2 buah (Douglas Point dan Gentilly-1) di
antaranya akan didekomisioning (istilah untuk penutupan reaktor nuklir).
Selain beroperasi di
Kanada, CANDU juga di ekspor ke luar Kanada. Sebagai contoh reaktor Crown yang
ada di India, dengan air berat bertekanan (pressurized heavy water reactor),
dapat diklasifikasikan sebagai reaktor tipe CANDU. Reaktor air berat bertekanan
yang beroperasi di Argentina untuk produksi Co-60 juga dapat digolongkan sebagai
reaktor tipe CANDU. Di Korea beroperasi 4 buah PLTN tipe CANDU, yaitu Wolson-1,
2, 3, 4. Di India terdapat 12 buah PLTN tipe CANDU dalam status beroperasi
yaitu, Kaiga-1,2; Kakrapar-1,2; Madras-1,2; Narora-1,2; Rajasthan-1, 2, 3, 4.
Dua reaktor Tarapur-3,4 sedang dalam pembangunan, dan 8 buah dalam rencana pembangunan.
Di Pakistan beroperasi satu PLTN tipe CANDU (Karachi). Di Rumania beroperasi
satu PLTN CANDU (Cernavoda-1), dan 4 buah (Cernavoda-2, 3, 4, 5) sedang dalam
pembangunan, salah satu di antaranya telah siap pada tahun 2002. Di Argentina
beroperasi satu PLTN tipe CANDU (Embalse) dan dua reaktor tergolong CANDU,
yaitu reaktor tabung tekan air berat (Atucha-1, 2). Di China, dibangun dua PLTN
tipe CANDU (Qinshan-1,2) yang akan selesai pada tahun 2003.
3.
Prinsip kerja PLTN tipe CANDU
Konsep CANDU
diperlihatkan pada Gambar 1, sedangkan bentuk perangkat bahan bakar ditunjukkan
pada Gambar 2. Gambar 3 memperlihatkan deskripsi bangunan PLTN Pickering-1, dan
Gambar 4 menjelaskan aliran pendingin PLTN Pickering-1. Parameter desain
reaktor tipe CANDU diperlihatkan pada Tabel 4. Teras reactor CANDU terdiri dari
kumpulan pipa tekan yang diletakkan secara horisontal yang disebut sebagai
Kalandria. Jadi Kalandria adalah silinder "shell and tube" yang
diletakkan secara horisontal, di dalamnya terdapat pipa-pipa tekan dan batang
kendali. Kalandria terdiri dari tangki yang diisi dengan air berat sebagai
moderator neutron, di dalamnya terdapat pipa tekan dalam jumlah besar yang
disusun berbentuk kisi bujur sangkar. Pipa tekan ini menembus dua penutup
tangki kalandria, dan di dalam pipa tekan ini diletakkan beberapa perangkat
bahan bakar (panjang perangkat ± 50 cm, panjang kalandria ± 5 meter) yang disusun
secara horisontal. Dalam kalandria, moderator dan pendingin tidak bercampur.
Moderator air berat berada di ruang antara pipa-pipa tekan, sedangkan pendingin
berada dalam pipa tekan. Jadi moderator (air berat) dan pendingin (air biasa)
dipisahkan oleh dinding pipa tekan. Bahan yang dipakai untuk dinding kalandria
dan pipa tekan adalah bahan yang tidak banyak menyerap neutron yaitu logam
paduan zirkalloy-2. Untuk menjaga jarak antara tabung tekan dan dinding
kalandria terdapat "spacer" yang diisi oleh gas karbondioksida
untuk isolasi termal. Pada sistem pengendalian reaktivitas, selain sistem
pengendalian pada waktu operasi normal dan waktu memadamkan reaktor, terdapat
dua sistem pengendalian darurat yang saling terpisah, yaitu pengendalian
darurat dengan batang kendali dan injeksi cepat racun reaksi fisi (zat yang
menghambat reaksi fisi ) ke dalam moderator
neutron (air berat).
Semua sistem ini berada dalam daerah moderator di dalam kalandria yang dapat
dioperasikan pada temperatur dan tekanan ruang sehingga keandalannya menjadi
tinggi. Energi panas dari teras reaktor diambil oleh sistem pendingin primer
yang mengalir dalam pipa tekan. Pipa-pipa tekan dalam kalandria dibagi menjadi
dua kelompok, masing-masing kelompok menjadi bagian dari untai pendingin yang
saling terpisah. Setiap untai mempunyai dua pembangkit uap dan dua pompa
pendingin primer.
Dalam kalandria, dua
kelompok pipa tekan ini dipilih sedemikian sehingga dua pipa tekan yang saling
berdekatan bergabung dalam kelompok berbeda dan aliran pendingin di dalamnya
bergerak dengan arah berlawanan, dengan demikian arah aliran pendingin primer
akan membentuk seperti angka 8. Dengan sistem pendingin primer seperti diuraikan
di atas, jalur pemipaan menjadi lebih efisien, dapat menghemat perlengkapan
maupun kapasitas air berat dan kesetimbangan panas teras menjadi lebih efisien.
Perangkat bahan bakar
dengan panjang 50 cm, tersusun dari 28 batang (pada pengembangan berikutnya
menjadi 37 batang) bahan bakar yang disusun secara konsentris berlapis.
Batang-batang bahan bakar ini diikat dengan las pada kedua ujung perangkat
dengan piringan penopang. Batang bahan bakar terbuat dari kelongsong
zirkalloy-4 yang diisi dengan pelet bahan bakar uranium (alam) oksida. Dengan
berhasilnya pengembangan bahan bakar baru, bagian dalam kelongsong dapat
dilapisi dengan grafit (CANLUB), sehingga bahan bakar menjadi lebih tahan terhadap
perubahan daya yang drastis pada saat penggantian bahan bakar sewaktu reaktor
beroperasi.
Beberapa keistimewaan PLTN tipe CANDU
adalah sebagai berikut:
1. Penggantian
bahan bakar pada saat reaktor sedang beroperasi. Penggantian bahan bakar
semacam ini dapat dilakukan karena pada kedua sisi horisontal dari kalandria
terdapat dua fasilitas mesin penggantian bahan bakar. Pada satu sisi, mesin
memasukkan 2 perangkat bahan bakar baru, dan secara bersamaan pada sisi lain
mesin mengambil 2 perangkat bahan bakar bekas. Dalam satu siklus pengoperasian
pipa tekan berisi 12 buah perangkat, dan 2/3 bagian (8 buah) mengalami penggantian
selama operasi. Pada pipa tekan lain terjadi hal yang serupa. Oleh karena itu
dalam teras reaktor komposisi bahan bakar menjadi bercampur, terdiri dari bahan
bakar baru, bahan bakar setengah pakai dan bahan bakar yang sudah hampir habis
masa pakainya. Karena kondisi ini, reaktor beroperasi dengan
reaktivitas-berlebih yang rendah. Hal ini merupakan keistimewaan CANDU
dibandingkan dengan reaktor air ringan. Dengan mekanisme dan desain ini
pemanfaatan neutron menjadi lebih optimal dan pembakaran uranium alam dapat
dilakukan lebih efisien. Pada reaktor air ringan, pengisian bahan bakar
dilakukan pada saat reactor berhenti, hal ini menyebabkan tingkat
keberlangsungan operasi menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan CANDU.
2. Jika terjadi
kebocoran pendingin primer pada pipa tekan, hal ini segera dapat terdeteksi
dari lapisan gas antara kalandria sehingga pipa tekan yang bocor saja yang
perlu diganti. Jika dalam suatu pipa tekan terdapat bahan bakar yang bocor, hal
ini segera dapat terdeteksi dan penggantian perangkat bahan bakar pada pipa
tekan di mana bahan bakarnya mengalami kerusakan segera dapat diganti dengan
bahan bakar baru. Selanjutnya pendingin pada pipa tekan tersebut disirkulasikan
ke unit pemurnian.
3. Reaktor CANDU
berbeda dengan reaktor bejana tekan bermoderator air berat. Jumlah air yang
berada pada sistem pendingin primer sedikit, sehingga apabila terjadi
kecelakaan, pelepasan energi dari system primer juga rendah. Hal ini
menyebabkan kerusakan yang terjadi dalam bangunan reaktor menjadi ringan.
4. Berbeda
dengan reaktor air ringan, sistem pendingin primer dilengkapi dengan pengolah
air pendingin, sehingga untuk perlengkapan dan pipa distribusi pendingin dapat
digunakan baja karbon yang lebih stabil daripada stainless steel.
5. Pada teras reaktor
CANDU, desain perangkat bahan bakar dan pipa tekan tidak mengalami banyak perubahan.
Oleh karena itu dengan menambah jumlah pipa tekan saja kemampuan pembangkitan
daya reaktor dapat ditingkatkan. Sebagai contoh, reaktor Darlington 930 MWe
dayanya dapat ditingkatkan menjadi 1100 MWe. Selain itu, reaktor CANDU yang
biasanya menggunakan uranium diperkaya 0,9 – 1,3%, dapat menggunakan bahan
bakar uranium yang diperkaya dengan plutonium seperti bahan bakar MOX (mixed
oxide fuel), tanpa harus disertai dengan penggantian
fasilitas/perlengkapan reaktor yang ada. Dengan penggunaan bahan bakar MOX,
efisiensi utilisasi bahan bakar dapat ditingkatkan hingga 30%. Pada reactor CANDU
bahan bakar uranium dapat dibakar hingga U-235 yang terkandung di dalamnya
habis.
Tabel 2. Daftar
PLTN tipe CANDU yang beroperasi di seluruh dunia
Tabel 3. Jadual
pembangunan PLTN tipe CANDU
Tabel 4.
Parameter desain utama dari PLTN tipe CANDU
Gambar 1.
Prinsip kerja PLTN tipe CANDU
Gambar 2.
Deskripsi perangkat bahan bakar PLTN tipe CANDU
Gambar 3.
Konstruksi reaktor PLTN tipe CANDU (Pickering-1)
Gambar 4. Skema
aliran pendingin PLTN tipe CANDU (Pickering-1)